Selasa, 19 Juni 2012

UMAT BUDHA ANTUSIAS MEMPERINGATI HARI WAISAK



  • KEGITAN RITUAL MEMPERINGATI HARI RAYA WAISAK DI TANJUNGPINANG - LAGOI  DILAKSANAKAN PADA HARI SABTU TANGGAL 5 MEI 2012
Lagoi Di Vihara Buddha Darma
Tanjungpinang, Tribun 6/5 Kegiatan ritual hari Waisak  jatuhnya pada hari Minggu tanggal 6/5,  Vihara yang ada di Tanjungpinang termasuk kawasan lagoi  melaksanakan acara ritual/sembahyang  dilaksanakan pada Sabtu 5/5, berbagai kegiatan acara yang dilaksanakan oleh masing-masing vihara yang berbeda-beda tapi dengan tema yang sama “perenungan kepada sang Budha Gautama”.  Kegiatan ini rutin dilakasanakan setiap tahunnya. Vihara yang beralamat di Jalan Ir. Sutami pada “Vihara Gedung Pendidikan dan Pelatihan Buddhis Bumi Maitreya melaksanakan ritual sekitar jam 9 pagi yang di hadiri murid-murid SMP di bawah lindungan yayasan tersebut dengan perkiraan jumlah murid sekitar 200 orang murid yang terdiri atas kelas VII dan Kelas VIII, sebagai penceramah oleh Bapak Pandita Sakuan, S. Ag dengan isi pidato menceritakan hari tri suci waisak yang terdiri atas tiga hal penting, yang pertama kelahiran Pangeran Sidarta di taman Lumbini pada tahun 623 SM, yang kedua petapa Gautama mencapai tingkat kesempurnaan dan menjadi Buddha, dan  yang terakhir Buddha Gautama mencapai maha Parinibbana (wafat) pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM, selain ceramah  juga melaksanakan sembahyang  bersama serta perenungan kepada “Sang Buddha Gautama”.  Demikian Bapak Antoni menyebutkan, Begitu juga dengan Vihara  Taze yang beralamat Km. 4 Jalan Ir. Sutami melaksanakan ritual yang sama pada pukul 12 , dengan di hadiri sekitar 200 orang, berbeda dengan Vihara  Bumi Vegatarian  yang beralamat di jalan D.I Panjaitan  yang dihadiri sekitar 20 orang saja, karena banyak umat Buddha  melaksanakan ritual di Vihara Batra Sasana yang berada di pasar, hampir semua Vihara ikut  bergabung pada Vihara Batra Sasana termasuk Vihara yang berada di Kijang dan Senggarang, karena setelah dikonfirmasi dengan penduduk Kijang maupun Senggrang tidak melaksanakan ritual/sembahyang, karena ikut bergabung dengan Vihara Batra Sasana. 
 
Kegiatan malam hari  sekitar jam 7 malam umat budha melaksanakan pawai lilin dengan berjalan kaki,  yang di mulai star dari Vihara Batra Sasana, dengan antusias mesyarakat yang beragama Budha baik dari remaja maupun dewasa antusias mengikuti kegiatan tsb, dengan perkiraan sekitar lebih kurang 300  orang, dengan rute pawai berawal dari Vihara Batra Sasana di Jalan Ketapang mutar ke  Jalan Merdeka, Jalan Pos, jalan Gambir,   Jalan Bakar Batu, Jalan Tambak, kembali di Jalan Merdeka dan finis di Jalan Ketapang Vihara Batra Sasana. Demikianlah penjelasan warga yang mengikuti kegiatan pawai lilin tersebut.

Berbeda dengan pelaksanaan ritual di Vihara Buddha Dharma Lagoi, menurut  Ibu Meymey(29) yang mengikuti acara ritual di sana mengatakan “Acara di mulai jam 10 pagi selesai mau jam 4 sore, dengan serangkaian kegiatan berupa Pawai Relik, Bazar dan Pameran Amal”, demikan menurut Ibu Meymey. Tidak jauh bebeda dengan tema semua Vihara yang ada di Tanjungpinang kota yaitu dalam rangka memperingati Hari Waisak yaitu kelahiran Buddha. Kegiatan di Lagoi di mulai dengan acara tarian budaya Melayu dengan tarian persembahan “Sekapur Sirih” yang di persembahkan bagi umat Buddha yang akan melaksanakan ritual  maupun bagi tamu yang hadir, di Lagoi tidak hanya di hadiri oleh masyarakat dari tempat sekitar, namun tamu dari luar daerah juga ikut hadir yaitu bitsu-bitsu dari asal Taiwan,  warga dari Singapur, Malaysia serta di hadiri juga oleh kalangan pejabat Bupati sebagai perwakilan, karena Bupati sendiri tidak dapat hadir. Sedikit  berbeda dengan Vihara lainnya, karena di Lagoi tidak melaksanakan sembahyang, melainkan beberapa acara kebaktian (ramah-tamah), yang disertai ceramah dengan tujuan “menghindari orang-orang Indonesia dari persengketaan, menjadi bersatu hati dan tetap pada kedamaian Negeri dan masyarakatnya”,  demikian kutipan isi ceramah yang di ingat oleh Meymey sebagai masyarakat yang ikut hadir, dan menurutnya peserta yang hadir saat pelaksanaan ritual mencapai kurang lebih 500 orang bahkan lebih. 

 Kegiatan pelaksanaan ritual dilaksanakan dengan tertib, selain kegiatan ceramah kegiatan lainnya adalah acara  memandikan “Buddha Gautama” dengan siraman bunga-bungaan, mengadakan Bazar yang tujuannya dengan terjuaknya barang-barang atau makanan-makanan yang dijual, uangnya akan di sumbangkan kepada Vihara, Bazar yang di gelar pada tenda-tenda yang telah disediakan tepatnya di teras Vihara, bazar tersebut menjual berupa bermacam minuman, kue-mue, roti, mainan anak-anak, gantungan kunci dan lainnya.  Pameran amal yang diperlihatkan adalah beberapa benda-benda keramat  Buddha berupa tulang-tulang kecil yang bisa menjadi banyak, yang semula sedikit dapat beruba menjadi banyak, dan benda-benda tersebut disembahyangkan, demikian penjelasan Meymey.  Kegiatan lainnya di Vihara Buddha Darma di Lagoi adalah dengan diadakan pawai Relik yang baru pada tahun ini dilaksanakan, peserta pawai dengan berbondong-bondong menggunakan kendaraan melintasi jalan Lagoi, yang dianggotakan bukan hanya dari masyarakat sekitar Lagoi, malainkan didatangkan dari warga Tanjungpinang kota yang biasanya melaksanakan kebaktian di Vihara yang beralamat di Jalan Ir. Sutami depan Pom Bensin baru, mereka kumpul di sana dan dengan kendaraan bus mereka semua di drop ke Lagoi untuk memeriahkan kegiatan Ritual di Lagoi, acara pawai ini juga  disertai dengan membacakan doa, rute perjalanan mulai dari BBT Fery Internasional Nirwana Resort, Angsana Resort, Club Med  Ria, Bintan Golf Club dan berakhir di pasar Ole-ole Lagoi, Acara pawai ini dilaksanakan dengan tujuan memperkenalkan kepada masyarakat “budaya agama Buddha”.   Hindun



Tidak ada komentar:

Posting Komentar