- KEGITAN RITUAL MEMPERINGATI HARI RAYA WAISAK DI TANJUNGPINANG - LAGOI DILAKSANAKAN PADA HARI SABTU TANGGAL 5 MEI 2012
Lagoi Di Vihara Buddha
Darma
Tanjungpinang, Tribun 6/5 Kegiatan ritual hari Waisak jatuhnya pada hari Minggu tanggal 6/5, Vihara yang ada di Tanjungpinang termasuk
kawasan lagoi melaksanakan acara
ritual/sembahyang dilaksanakan pada
Sabtu 5/5, berbagai kegiatan acara yang dilaksanakan oleh masing-masing vihara
yang berbeda-beda tapi dengan tema yang sama “perenungan kepada sang Budha
Gautama”. Kegiatan ini rutin
dilakasanakan setiap tahunnya. Vihara yang beralamat di Jalan Ir. Sutami pada
“Vihara Gedung Pendidikan dan Pelatihan Buddhis Bumi Maitreya melaksanakan
ritual sekitar jam 9 pagi yang di hadiri murid-murid SMP di bawah lindungan
yayasan tersebut dengan perkiraan jumlah murid sekitar 200 orang murid yang
terdiri atas kelas VII dan Kelas VIII, sebagai penceramah oleh Bapak Pandita
Sakuan, S. Ag dengan isi pidato menceritakan hari tri suci waisak yang terdiri
atas tiga hal penting, yang pertama kelahiran Pangeran Sidarta di taman Lumbini
pada tahun 623 SM, yang kedua petapa Gautama mencapai tingkat kesempurnaan dan
menjadi Buddha, dan yang terakhir Buddha
Gautama mencapai maha Parinibbana (wafat) pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM,
selain ceramah juga melaksanakan
sembahyang bersama serta perenungan
kepada “Sang Buddha Gautama”. Demikian
Bapak Antoni menyebutkan, Begitu juga dengan Vihara Taze yang beralamat Km. 4 Jalan Ir. Sutami
melaksanakan ritual yang sama pada pukul 12 , dengan di hadiri sekitar 200
orang, berbeda dengan Vihara Bumi
Vegatarian yang beralamat di jalan D.I
Panjaitan yang dihadiri sekitar 20 orang
saja, karena banyak umat Buddha
melaksanakan ritual di Vihara Batra Sasana yang berada di pasar, hampir
semua Vihara ikut bergabung pada Vihara
Batra Sasana termasuk Vihara yang berada di Kijang dan Senggarang, karena
setelah dikonfirmasi dengan penduduk Kijang maupun Senggrang tidak melaksanakan
ritual/sembahyang, karena ikut bergabung dengan Vihara Batra Sasana.
Kegiatan malam hari
sekitar jam 7 malam umat budha melaksanakan pawai lilin dengan berjalan
kaki, yang di mulai star dari Vihara
Batra Sasana, dengan antusias mesyarakat yang beragama Budha baik dari remaja
maupun dewasa antusias mengikuti kegiatan tsb, dengan perkiraan sekitar lebih
kurang 300 orang, dengan rute pawai
berawal dari Vihara Batra Sasana di Jalan Ketapang mutar ke Jalan Merdeka, Jalan Pos, jalan Gambir, Jalan Bakar Batu, Jalan Tambak, kembali di
Jalan Merdeka dan finis di Jalan Ketapang Vihara Batra Sasana. Demikianlah
penjelasan warga yang mengikuti kegiatan pawai lilin tersebut.
Berbeda dengan pelaksanaan ritual di Vihara Buddha Dharma
Lagoi, menurut Ibu Meymey(29) yang
mengikuti acara ritual di sana mengatakan “Acara di mulai jam 10 pagi selesai
mau jam 4 sore, dengan serangkaian kegiatan berupa Pawai Relik, Bazar dan
Pameran Amal”, demikan menurut Ibu Meymey. Tidak jauh bebeda dengan tema semua
Vihara yang ada di Tanjungpinang kota yaitu dalam rangka memperingati Hari
Waisak yaitu kelahiran Buddha. Kegiatan di Lagoi di mulai dengan acara tarian
budaya Melayu dengan tarian persembahan “Sekapur Sirih” yang di persembahkan
bagi umat Buddha yang akan melaksanakan ritual
maupun bagi tamu yang hadir, di Lagoi tidak hanya di hadiri oleh
masyarakat dari tempat sekitar, namun tamu dari luar daerah juga ikut hadir
yaitu bitsu-bitsu dari asal Taiwan,
warga dari Singapur, Malaysia serta di hadiri juga oleh kalangan pejabat
Bupati sebagai perwakilan, karena Bupati sendiri tidak dapat hadir.
Sedikit berbeda dengan Vihara lainnya,
karena di Lagoi tidak melaksanakan sembahyang, melainkan beberapa acara
kebaktian (ramah-tamah), yang disertai ceramah dengan tujuan “menghindari
orang-orang Indonesia dari persengketaan, menjadi bersatu hati dan tetap pada
kedamaian Negeri dan masyarakatnya”,
demikian kutipan isi ceramah yang di ingat oleh Meymey sebagai masyarakat
yang ikut hadir, dan menurutnya peserta yang hadir saat pelaksanaan ritual
mencapai kurang lebih 500 orang bahkan lebih.
Kegiatan pelaksanaan
ritual dilaksanakan dengan tertib, selain kegiatan ceramah kegiatan lainnya
adalah acara memandikan “Buddha Gautama”
dengan siraman bunga-bungaan, mengadakan Bazar yang tujuannya dengan terjuaknya
barang-barang atau makanan-makanan yang dijual, uangnya akan di sumbangkan
kepada Vihara, Bazar yang di gelar pada tenda-tenda yang telah disediakan
tepatnya di teras Vihara, bazar tersebut menjual berupa bermacam minuman,
kue-mue, roti, mainan anak-anak, gantungan kunci dan lainnya. Pameran amal yang diperlihatkan adalah
beberapa benda-benda keramat Buddha
berupa tulang-tulang kecil yang bisa menjadi banyak, yang semula sedikit dapat
beruba menjadi banyak, dan benda-benda tersebut disembahyangkan, demikian
penjelasan Meymey. Kegiatan lainnya di
Vihara Buddha Darma di Lagoi adalah dengan diadakan pawai Relik yang baru pada
tahun ini dilaksanakan, peserta pawai dengan berbondong-bondong menggunakan kendaraan
melintasi jalan Lagoi, yang dianggotakan bukan hanya dari masyarakat sekitar
Lagoi, malainkan didatangkan dari warga Tanjungpinang kota yang biasanya
melaksanakan kebaktian di Vihara yang beralamat di Jalan Ir. Sutami depan Pom
Bensin baru, mereka kumpul di sana dan dengan kendaraan bus mereka semua di
drop ke Lagoi untuk memeriahkan kegiatan Ritual di Lagoi, acara pawai ini
juga disertai dengan membacakan doa,
rute perjalanan mulai dari BBT Fery Internasional Nirwana Resort, Angsana
Resort, Club Med Ria, Bintan Golf Club
dan berakhir di pasar Ole-ole Lagoi, Acara pawai ini dilaksanakan dengan tujuan
memperkenalkan kepada masyarakat “budaya agama Buddha”. Hindun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar