Tanjungpinang (HF),29/3 Belum lama ini. Krek….
(suara pintu pagar itu seolah memperbolehkan aku masuk untuk menulusuri tempat itu)
terlihat senyuman ramah dan anggukkan santun dari balik pintu pagar, penjaga kebun dengan sikapnya yang
bersahabat, dan dengan ramah mempersilahkan pengunjung masuk, ternyata penjaga tempat ini selalu siap menerima pengunjungnya
yang berniat untuk melihat-lihat keadaan
di seputar kebun, tanpa pungutan biaya sepeserpun.
|
Kijang, Mini Zoo |
Pagi itu lengang,
suasana hiruk pikuknya aktivitas di luar sana belum lagi mengusik dan
mencakar-cakar alam yang penuh dengan rintangan, diibaratkan kapal tanpa nahoda
tanpa tujuan yang pasti, pagi itu kubuka jendala dan pintu teras rumahku, seperti biasa aku memandingi
tanaman-tanaman aneka ragam bunga taman sebagai penyejuk hati, tapi itu semua belum cukup bagiku, seketika aku
baru sadar, bahwa sang surya pun mulai meninggi, dan tampak jelas matahari sudah
mulai menyinari tanaman-tanamanku, perasaaan ingin suasana baru terbesit
tiba-tiba dalam benakku, lalu kucoba
mengajak keluarga kecilku untuk mengadakan perjalanan kecil dengan tujuan untuk
sekedar mencari hiburan dengan menghabiskan waktu hari Minggu, dan berharap bahagia dengan adanya suasana baru di pagi itu.
Bunyi mesin motorpun
mulai mendengung menemani keberangkatanku waktu itu, suasana daerah Kijang
samar-samar tergambar, sepanjang perjalanan ke sana keadaan situasi jalan
sangat bersahabat, semua bisa diajak kompromi di sepanjang jalan tampak sepi,
hanya beberapa motor, mobil, dan sekali-kali lori yang melintas dari arah yang
berlawanan, tanpa sadar motorku melaju
dan sudah hampir mendekati lokasi yang akan aku datangi.
Ketika aku hampir dekat
dengan tempat yang hendak kutuju, semakin terasa di ujung sana ada bulir-bulir kehidupan yang
mempesona, ada keindahan alam yang menkajubkan, semakin terdengar sayup-sayup
kicauan burung yang berlagu merdu mendayu-dayu serta bersahutan, terasa tempat itu sangat ideal, disela-sela kicauan burung yang merdu, sesekali terdengar juga sayup-sayup
suara-suara seperti berteriakan yang membatin sedi dan bagai menghukum
seolah-olah suara itu minta belas kasih meminta pertolongan pada semua mahluk yang melintas di sana, teriakan
tersebut jelas terdengar lirih, iba dan sangat memprihatinkan.
|
Kijang, Mini Zoo |
Belum usai suara-suara yang membuatku
bertanya-tanya terjawab, dari jarak yang
masi terlihat samar berjejer pepohonan nan rindang , tampak juga bangunan-bangunan yang tinggi menjulang ke angkasa, tingginya
sekitar setinggi pohon kelapa dengan berdinding kawat seperti jeruji sel dengan
atap yang berbentuk kerucut berwarna kehijauan,
warna atap itu hidup bagai alam lepas,
bangunan itu bak sebatang pohon perkasa, bangunan itu sungguh tampak unik dan
nyaman dipandang, di sisi lain
bangunan-bangunan yang lainnya juga ada, hanya saja bangunan-bangunan yang
lainnya tampak biasa-biasa saja, dengan bentuk dan model bangunan yang berbeda
dan beragam bentuk, ada yang besar dan ada yang kecil, bila dipandang dengan kasat mata bangunan-bangunan
itu mirip seperti rumah, tetepi bukan
pula rumah, karena hampir semua rumah-rumah tersebut tak berdinding, kupandangi lekat-lekat pemandangan sekitar, pemandangan yang indah, di sana
banyak tanaman hias yang ditata dengan ditanam disejajarkan dengan pepohanan
yang memang sengaja ditanam agar udara terasa dingin dan teduh, terlintas
dipikiranku "aku akan menghabiskan waktu ku di tempat ini", pikirku, kuayunkan kakiku
seraya melangkahkan kaki untuk menelusuri seluruh serta-merta, begitu
kumemasuki pintu pagar tempat itu, tercium bau aroma yang tak enak dan aroma
bau yang menyengat menusuk hidungku, ditamba lagi sesekali desir
angin yang menyelinap mengusik-ngusik ketajamannya alat indra penciumanku.
Krek…. (suara pintu pagar itu
seolah memperbolehkan aku masuk untuk menulusuri tempat itu) terlihat senyuman ramah dan anggukkan santun
dari balik pintu pagar, penjaga kebun
di tempat itu, dengan sikapnya yang bersahabat dan dengan ramah selalu mempersilahkan
pengunjung masuk ke lokasi kebun, tanpa dipungut
biaya sepeserpun, ternyata penjaga tempat ini selalu siap menerima pengunjungnya
yang berniat untuk melihat-lihat keadaan
di seputar kebun.
Inilah pertama kali aku menginjakkan
kakiku di tempat ini, walaupun sudah
pernah kudengar diiang-iang telingaku
yang pada kenyataannya tempat ini ada sejak setahun yang lalu, sudah diresmikan
dan dibuka untuk umum, namun inilah kali pertama dan pengalaman pertama bagiku
di tempat yang masi asing buatku, kucoba
kembali mengayunkan kakiku dengan langkah pasti setapak demi setapak, dan terlihat di sana
terpangpang di pintu masuk dengan tulisan “Mini Zoo” dan semakin terlihat jelas
bangunan-bangunan yang telihat dari kejauhan itu yang tampak seperti rumah
berjeruji dan seperti sel, rumah-rumah
itu tak lain dan tak bukan adalah
kandang-kandang hewan. Di bangunan-bangunan telah di huni beraneka ragam
hewan, dan pada bagunan yang tinggi, setinggi pohon kelapa didiami oleh si
burung-burung indah, sedangkan di kandang-kandang lainnya atau di huni pula si burung Elang, burung Kakak Tua,
burung Perkutut dan jenis burung unik lainnya, burung-burung inilah yang
terdengar berlagu mendayu dari kejauhan, langkahku tidak berhenti disitu,
kembali kakiku baerjalan mengitari kebun, bau menyengat semakin menusuk
hidungku, sejak awal aku masuk di kebun binatang ini aku selalu di
ikuti oleh bau-bau yang menyengat, ternyata bau itu berasal dari kotoran-kotaran
binatang seperti Kuda dan Rusa, ditamba dengan bau kotoran binatang-binantang
lainnya, bau ini memang sangat luar biasa baunya dan sangat menyengat hidung,
tetapi tidak mengurangi suka cita pendatang yang mulai ramai berdatangan,
kenyataannya semua orang memaklumi bau-bau itu dengan kondisi tempat yang
memang sudah di bawah naungan kebun binatang, dengan kata lain identik dengan
bau-bau tidak sedap.
Langkah-langkah kakiku pun terus melangkah
mengikuti setapak demi setapak bebatuan yang memang sudah dirancang dengan
indahnya untuk para pengunjung untuk bisa meneruskan mengitari kebun, bebatuan
yang tersusun rapi sebagai tanda yang bisa menunjukkan langkah kaki pengunjung
selanjutnya, menunjukkan arah kemana
hendak dilalui, tentu saja pengunjung akan berjalan lebih santai, sampailah aku
pada binatang-binantang yang doyannya berteriak-teriak dan terkadang suaraya terdengar
seram menakutkan tetapi terdengar juga teriakkannya yang sangat mengiba-kan, ternyata
suara-suara inilah yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan layaknya seperti teriakan
orang minta tolong, dan binatang ini disebut dengan nama si Orang Utan, di
dalam kandangnyalah si Orang Utan bergelantungan di sana, melompat-lompat dan berteriak-teriak
seolah tidak sanggup hidup pada jeruji yang
di tempatinya itu, seolah kurungan itu
telah mengekang kebebasannya di alam
lepas, dan terkadang si Orang Utan tampak marah dan beram karena tak
jarang pengunjung mengusiknya, banyak orang yang menguylurkan berupa
makanan-makanan ringan padanya, sayangnya makanan yang diberikan dijadikan umpan, untuk melihat reaksi si Orang Utan,
makanan yang diberikan pada si Orang Utan ternyata tidak langsung diberikan,
hanya di ulur-ulur kan saja tanpa langsung diberikan pada si Orang Utan,
keadaaan ini membuat suasana jadi memanas dan justu, tetapi sisi lain
terciptanya suasana yang lucu, kasian juga keadaan si Orang Utan dipermainkan pengunjung, tapi
yang membuat semua pengunjung tertawa lepas termasuklah aku, ada adegan yang lucu yang dilakukan si Orang Utan, ketika
marah besar, tingkahlaku si Orang Utan seperti manusia saja. Si Orang Utan dengan marahnya bisa
menunjukkan ketidak senagannya pada pengunjung yaitu dengan
cara membelakangi atau memunggungi pengunjung dengan mengoyang-goyangkan
pantatnya layak seorang penari dangdut, tentu saja hal ini yang menunjukkan ketidak senangan si Orang Utan
tersebut, tingkahlakunya itu seperti mengejek dan jengkel pada pengunjung yang telah
mempermainkannya, aneh dan sngat lucu, tapi itulah kenyataannya, tak ayal lagi para pengunjung tertawa geli melihat adegan tingkahlaku si Orang Utan.
Tak jauh dari kurungan si Orang Utan
tampak juga binatang Beruang dengan bulu-bulunya yang halus dan tampak gagah sekali ditamba dengan khas muncungnya
yang unik, menjadikan pengunjung senang sekali memotretnya layaknya seorang
artis, benyaknya pengunjung yang memadati kurungannya, membuatnya semakin MPO
saja dengan lenggangannnya ia berjalan kesana kemari seolah-olah menghitung ukuran
penjara yang di tempatinya itu.
Tak jauh dari kurungan
si Beruang, di sisi sebalah kanan
Beruang ada pula kadang Buaya, Buaya yang kerjaannya tidur dan malas sekali seolah
tidak perduli dengan oarang-orang yang melihatnya, lalu aku kembali melangkahkan
kaki ku kembali, dan terlihat percikan
air pancur yang indah bak kembang api
berada di tengah-tengah kolam
yang keruh dan bening, ada du kolam yang menghiasi kebun itu , sepintas
terlihat kolamyang airnya keruh itu
biasa-biasa saja ternyata di dalam kolam itu di huni pula oleh seokar ikan yang
besar aku tidak tau percis apa sebutan dan gelar buat ikan penghuni kolam itu,
ikan itu lumayan besar kira-kira ukurannya sepanjang satu meter, dan ikan ini
tidak seperti ikan kebiasaan, ikan ini tampak diam dan tidur saja di pojok
kolam mungkin karena badannya yang besar membuat ikan ini malas mengibaskan
ekor indahnya, sedangkan di kolam yang agak keruh terlihat segerombolan ikan
hias yang meneri-nari dan berkejar-kejaran di dalam kolam itu. Di suatu sisi lainnnya
pula ada pula kandang Tupay yang kerjaanya melompat-lompat keluar masuk rumah
mungilnya, dan di temani pula kelinci yang
selalu melompat-lompat karena terkejut dengan para pengunjung, di kandang
lainnya tampak pula seokar ular sawah besar
dan yang tidak ku ketahui ukuran fisiknya berapa meter, dikarenakna ular itu
melingkar dan melengkung seperti bulatnya bola, dan kerjannya berdiam diri seperti tidur, semua binatang yang di pelihara dan
dilestarikan di sana setidaknya membuat pengunjung merasa senang untuk memandangi
keaneka ragaman hewan-hewan disana. Walaupun bergai bau kotoran yang menyengat,
kurasa itu bukan alasan untuk tidak mau melihat-lihat keindahan ciptaan tuhan
berupa hewan-hewan yang lucu-lucu dengan bentuk-bentuk yang unik pula di sana
di kebun binantang “Mini zoo”.
Perjalanan melintasi kebun binantang tidak hanya sebatas itu saja,
di luar pagar kebun yang berlainan tampak kolam yang luas, memanjang dan lebar,
di tepian kolam terdapat kursi-kursi untuk peristirahatan pengunjung, penghilang
rasa capek setelah berkeliling di kebun binatang, selama beristirahat aku
rasakan nyaman dan teduh berada di
sekitar kolam itu, karena banyak pohon-pohon pelindung bak payung pengusir panasnya sengatan matahari yang seakan
memayungi pengunjung agar pengunjung tersa nyaman, untuk meregangkan otot
telapak kaki, aku melepaskan sendal yang
kukanakan, sejuk terasa pada telapak kakiku seolah bertlantai permadani, permaidani di sana
berupa hamparan rumput hijau yang orang
sebut dengan rumput Jepang, semuanya dipadukan dengan sangat indah dan
mempesona. Kolam yang cukup besar itu tidak hanya bermanfaat untuk di pandang oleh
mata saja , disediakan pula bagi pengunjung yang kiranya mau mnegitari kolam dengan
cara menaiki sepeda dayung air yang bisa
membawa pengunjung untuk berada ditengah-tengah kolam itu, layaknya seperti
kapal pesiar yang tengah mengitari lautan.
Di pinggiran kolam banyak pedagang
kakilima yang menjajakan dagangnnya, tela-tela ubi, jagung susu, otak-otak,
bubur dan banyak lagi aneka ragam makanan dan minuman yang didagangkan untuk
keprluan pengunjung, biasanya penjual baru akan bermunculan pada sore hari. Di pojok lain ada juga Akau terbuka untuk orang yang mau menyantap
makanan untuk pengganjal perut yang kosong, kerena sudah pasti pengunjung yang
berjalan-jalan mengitari kebun binatang akan merasakan lapar dan haus, dengan
adanya pedagang-pedagang makanan membuat pengunjung tidak akan merasakan
kesulitan untuk mengisi perut yang memekik-mekik minta diganjalkan makanan.
Kebun bintang ”Mini Zoo” dan kolam dibuat dengan rancangan
yang sudah matang, sehingga saat ini Kijang sudah mulai banyak pengunjungnya
dan meningkatkan kabupaten Kijang menjadi dikenali banyak orang dan bahkan bisa
dikanali juga oleh pengunjung dari luar negeri tentunya, kerana kebun binatang
“Mini Zoo” baru satu-satunya kebun binatang yang ada di kota ini, setelah “Mini
Zoo” di Nirwana Lagoi. Perjalanan di
kebun binatang memang melelahkan tetapi menyenangkan, dan setidaknya mampu
menstabilkan benang-banang otakku yang sedang kusut.
Terimakasih
“Mini Zoo”. HF/Hindun.B8/12