Petrus Jerry Aman Sitanggang |
Tanjungpinang, Sabtu (3/3).
Seorang guru Matematika, Petrus Jerry Aman Sitanggang, S. Si
(30 tahun), saat diwawancarai ketika selesai memberikan terobosan di sekolah swasta
SMP Maitreyawira yang berlokasi di jalan Ir. Sutami, no. 38 Tanjungpinang,
mengaku sedikit kesulitan ketika memberikan penjelasan pelajaran kepada
muridnya di depan kelas, kesulitan-kesulitan yang dihadapi Pak Jerry, begitu
pak guru itu biasa disapa, dikarenakan peserta didik belum memahami bagaimana
menggunakan rumus Matematika pada soal bergambar (soal lengkap), Pak Jerry sengaja
memberikan soal-soal untuk dibahas
bersama murid-murid dengan soal yang mendekati atau hampir menyamai soal-soal
yang di UN-kan, kendala lain adalah adanya sebagian murid yang tidak mau
memperhatikan atau juga mungkin bosan dengan materi terobosan, sengaja Pak
Jerry menyiapkan soal-soal yang mendekati dengan soal UN agar peserta didik
terlatih, hal ini bisa meningkatkan kemampuan murid walaupun belum sepenuhnya
berhasil, paling tidak tingkat kelulusan pada Try Out I yang dilaksanakan pada
bulan Januari lalu mencapai angka 44,48% dari 128 murid kelas IX yang mengikuti
Try Out, dan dengan ditingkatkannya terobosan yang dilakukan pada setiap hari Sabtu
dimulai dari jam 8.00 sampai dengan jam 12.30, menurut pak Jerry semoga tingkat
kelulusan untuk UN nanti yang diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan April
mendatang akan dapat mencapai angka 100% tingkat kelulusan.
Untuk meningkatkan mutu dan kiat membuang rasa bosan
murid-murid menurutnya adalah dengan tidak
bosan-bosan memberikan soal-soal latihan pada murid-muridnya, bahkan metode
penugasan justru lebih efektif untuk mengetahui tingkat kemampuan
murid-muridnya dari yang memang punya kemampuan untuk menjawab, sampai pada
murid-murid yang memiliki kemampuan standar atau biasa saja (tidak bisa
menjawab dengan benar) harus diujikan dalam praktek penugasan di depan kelas,
hal ini akan memberikan motivasi lebih bagi murid-murid untuk dapat membahas
soal-soal latihan yang diberikan pada saat terobosan.
Berbeda halnya dengan proses belajar mengajar pada jam
pelajaran biasa, murid-murid lebih cenderung fokus mengikuti pelajaran pada saat
terobosan, karena pada saat terobosan jumlah murid perkelas relatif sedikit
dibandingkan ketika jam belajar normal, ketika terobosan murid-murid menerima
pembelajaran dengan santai dan tidak diharuskan menggunakan atribut sekolah
seperti mestinya, murid-murid berpakain bebas tetapi sopan, kemungkinan murid
akan merasa lebih santai dan tanpa tekanan-tekanan seperti jam belajar biasa, dengan
begitu terobosan bukan berarti murid-murid menerima pelajaran dengan rasa
bosan. (FotoQ/Hindun/12.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar