Jumat, 02 Maret 2012

Terobosan Mata Pelajaran UN, Mungkinkah Terus Bosan?


Petrus Jerry Aman Sitanggang

Tanjungpinang, Sabtu (3/3).
Seorang guru Matematika, Petrus Jerry Aman Sitanggang, S. Si (30 tahun), saat diwawancarai ketika selesai memberikan terobosan di sekolah swasta SMP Maitreyawira yang berlokasi di jalan Ir. Sutami, no. 38 Tanjungpinang, mengaku sedikit kesulitan ketika memberikan penjelasan pelajaran kepada muridnya di depan kelas, kesulitan-kesulitan yang dihadapi Pak Jerry, begitu pak guru itu biasa disapa, dikarenakan peserta didik belum memahami bagaimana menggunakan rumus Matematika pada soal bergambar (soal lengkap), Pak Jerry sengaja memberikan soal-soal  untuk dibahas bersama murid-murid dengan soal yang mendekati atau hampir menyamai soal-soal yang di UN-kan, kendala lain adalah adanya sebagian murid yang tidak mau memperhatikan atau juga mungkin bosan dengan materi terobosan, sengaja Pak Jerry menyiapkan soal-soal yang mendekati dengan soal UN agar peserta didik terlatih, hal ini bisa meningkatkan kemampuan murid walaupun belum sepenuhnya berhasil, paling tidak tingkat kelulusan pada Try Out I yang dilaksanakan pada bulan Januari lalu mencapai angka 44,48% dari 128 murid kelas IX yang mengikuti Try Out, dan dengan ditingkatkannya terobosan yang dilakukan pada setiap hari Sabtu dimulai dari jam 8.00 sampai dengan jam 12.30, menurut pak Jerry semoga tingkat kelulusan untuk UN nanti yang diperkirakan akan dilaksanakan pada bulan April mendatang akan dapat mencapai angka 100% tingkat kelulusan.
Untuk meningkatkan mutu dan kiat membuang rasa bosan murid-murid menurutnya adalah  dengan tidak bosan-bosan memberikan soal-soal latihan pada murid-muridnya, bahkan metode penugasan justru lebih efektif untuk mengetahui tingkat kemampuan murid-muridnya dari yang memang punya kemampuan untuk menjawab, sampai pada murid-murid yang memiliki kemampuan standar atau biasa saja (tidak bisa menjawab dengan benar) harus diujikan dalam praktek penugasan di depan kelas, hal ini akan memberikan motivasi lebih bagi murid-murid untuk dapat membahas soal-soal latihan yang diberikan pada saat terobosan.
Berbeda halnya dengan proses belajar mengajar pada jam pelajaran biasa, murid-murid lebih cenderung fokus mengikuti pelajaran pada saat terobosan, karena pada saat terobosan jumlah murid perkelas relatif sedikit dibandingkan ketika jam belajar normal, ketika terobosan murid-murid menerima pembelajaran dengan santai dan tidak diharuskan menggunakan atribut sekolah seperti mestinya, murid-murid berpakain bebas tetapi sopan, kemungkinan murid akan merasa lebih santai dan tanpa tekanan-tekanan seperti jam belajar biasa, dengan begitu terobosan bukan berarti murid-murid menerima pelajaran dengan rasa bosan. (FotoQ/Hindun/12.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar