Kamis, 29 Maret 2012

Bau dan Indah, Ada di Kijang!



Tanjungpinang (HF),29/3 Belum lama ini. Krek…. (suara pintu pagar itu seolah memperbolehkan aku masuk untuk menulusuri tempat itu) terlihat senyuman ramah dan anggukkan santun dari balik pintu pagar,  penjaga kebun dengan sikapnya yang bersahabat, dan dengan ramah mempersilahkan pengunjung masuk, ternyata penjaga tempat ini selalu siap menerima pengunjungnya yang berniat  untuk melihat-lihat keadaan di seputar kebun,  tanpa pungutan  biaya sepeserpun.

Kijang, Mini Zoo
Pagi itu lengang, suasana hiruk pikuknya aktivitas di luar sana belum lagi mengusik dan mencakar-cakar alam yang penuh dengan rintangan, diibaratkan kapal tanpa nahoda tanpa tujuan yang pasti, pagi itu kubuka jendala dan pintu  teras rumahku, seperti biasa aku memandingi tanaman-tanaman aneka ragam bunga taman sebagai  penyejuk hati,  tapi itu semua belum cukup bagiku, seketika aku baru sadar,  bahwa sang surya pun mulai  meninggi, dan tampak jelas matahari sudah mulai menyinari tanaman-tanamanku, perasaaan ingin suasana baru terbesit tiba-tiba dalam benakku,  lalu kucoba mengajak keluarga kecilku untuk mengadakan perjalanan kecil dengan tujuan untuk sekedar mencari hiburan dengan menghabiskan waktu hari Minggu,  dan berharap  bahagia dengan adanya suasana baru  di pagi itu.

 Bunyi mesin motorpun mulai mendengung menemani keberangkatanku waktu itu, suasana daerah Kijang samar-samar tergambar, sepanjang perjalanan ke sana keadaan situasi jalan sangat bersahabat, semua bisa diajak kompromi di sepanjang jalan tampak sepi, hanya beberapa motor, mobil, dan sekali-kali lori yang melintas dari arah yang berlawanan, tanpa sadar  motorku melaju dan sudah hampir mendekati lokasi yang akan aku datangi.

Ketika aku hampir dekat dengan tempat yang hendak kutuju, semakin terasa di ujung sana ada bulir-bulir kehidupan yang mempesona, ada keindahan alam yang menkajubkan, semakin terdengar sayup-sayup kicauan burung yang berlagu merdu mendayu-dayu serta bersahutan, terasa tempat itu sangat ideal, disela-sela kicauan burung yang merdu,  sesekali terdengar juga sayup-sayup suara-suara seperti berteriakan yang membatin sedi dan bagai menghukum seolah-olah suara itu minta belas kasih meminta pertolongan pada semua  mahluk yang melintas di sana, teriakan tersebut jelas terdengar lirih, iba dan sangat memprihatinkan.

Kijang, Mini Zoo
Belum usai suara-suara yang membuatku bertanya-tanya terjawab, dari jarak yang  masi terlihat samar berjejer pepohonan nan rindang , tampak  juga bangunan-bangunan  yang tinggi menjulang ke angkasa, tingginya sekitar setinggi pohon kelapa dengan berdinding kawat seperti jeruji sel dengan atap yang berbentuk kerucut  berwarna kehijauan, warna  atap itu hidup bagai alam lepas, bangunan itu bak sebatang pohon perkasa, bangunan itu sungguh tampak unik dan nyaman dipandang, di sisi lain  bangunan-bangunan yang lainnya juga ada, hanya saja bangunan-bangunan yang lainnya  tampak biasa-biasa saja,  dengan bentuk dan model bangunan yang berbeda dan beragam bentuk, ada yang besar dan ada yang kecil,  bila dipandang dengan kasat mata bangunan-bangunan itu mirip seperti rumah,  tetepi bukan pula rumah, karena hampir semua rumah-rumah tersebut tak berdinding, kupandangi lekat-lekat pemandangan sekitar, pemandangan yang indah, di sana banyak tanaman hias yang ditata dengan ditanam disejajarkan dengan pepohanan yang memang sengaja ditanam agar udara terasa dingin dan teduh, terlintas dipikiranku  "aku akan menghabiskan waktu ku di tempat ini", pikirku, kuayunkan kakiku seraya melangkahkan kaki untuk menelusuri seluruh serta-merta,  begitu kumemasuki pintu pagar tempat itu, tercium bau aroma yang tak enak dan aroma bau yang menyengat menusuk hidungku, ditamba lagi sesekali desir angin yang menyelinap mengusik-ngusik ketajamannya alat indra penciumanku. 

Krek…. (suara pintu pagar itu seolah memperbolehkan aku masuk untuk menulusuri  tempat  itu) terlihat senyuman ramah dan anggukkan santun dari balik pintu pagar, penjaga  kebun di tempat itu, dengan sikapnya yang bersahabat dan dengan ramah selalu mempersilahkan pengunjung masuk ke lokasi kebun,  tanpa dipungut biaya sepeserpun, ternyata penjaga tempat ini selalu siap menerima pengunjungnya yang berniat  untuk melihat-lihat keadaan di seputar kebun.  

Inilah pertama kali aku menginjakkan kakiku  di tempat ini, walaupun sudah pernah  kudengar diiang-iang telingaku yang pada kenyataannya tempat ini ada sejak setahun yang lalu, sudah diresmikan dan dibuka untuk umum, namun inilah kali pertama dan pengalaman pertama bagiku di tempat yang masi asing buatku, kucoba  kembali mengayunkan kakiku dengan langkah pasti  setapak  demi setapak, dan terlihat di sana terpangpang di pintu masuk dengan tulisan “Mini Zoo” dan semakin terlihat jelas bangunan-bangunan yang telihat dari kejauhan itu yang tampak seperti rumah berjeruji dan seperti sel,  rumah-rumah itu tak lain dan tak bukan  adalah kandang-kandang hewan. Di bangunan-bangunan telah di huni beraneka ragam hewan, dan pada bagunan yang tinggi, setinggi pohon kelapa didiami oleh si burung-burung indah, sedangkan di kandang-kandang lainnya atau  di huni pula si burung Elang, burung Kakak Tua, burung Perkutut dan jenis burung unik lainnya, burung-burung inilah yang terdengar berlagu mendayu dari kejauhan, langkahku tidak berhenti disitu, kembali kakiku baerjalan mengitari kebun, bau menyengat semakin menusuk hidungku, sejak  awal  aku masuk di kebun binatang ini aku selalu di ikuti oleh bau-bau yang menyengat, ternyata bau itu berasal dari kotoran-kotaran binatang seperti Kuda dan Rusa, ditamba dengan bau kotoran binatang-binantang lainnya, bau ini memang sangat luar biasa baunya dan sangat menyengat hidung, tetapi tidak mengurangi suka cita pendatang yang mulai ramai berdatangan, kenyataannya semua orang memaklumi bau-bau itu dengan kondisi tempat yang memang sudah di bawah naungan kebun binatang, dengan kata lain identik dengan bau-bau tidak sedap.

 Langkah-langkah kakiku pun terus melangkah mengikuti setapak demi setapak bebatuan yang memang sudah dirancang dengan indahnya untuk para pengunjung untuk bisa meneruskan mengitari kebun, bebatuan yang tersusun rapi sebagai tanda yang bisa menunjukkan langkah kaki pengunjung selanjutnya,  menunjukkan arah kemana hendak dilalui, tentu saja pengunjung akan berjalan lebih santai, sampailah aku pada binatang-binantang yang doyannya berteriak-teriak dan terkadang suaraya terdengar seram menakutkan tetapi terdengar juga teriakkannya yang sangat mengiba-kan, ternyata suara-suara inilah yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan layaknya seperti teriakan orang minta tolong, dan binatang ini disebut dengan nama si Orang Utan, di dalam kandangnyalah si Orang Utan bergelantungan di sana, melompat-lompat dan berteriak-teriak seolah tidak sanggup hidup pada  jeruji yang di tempatinya  itu, seolah kurungan itu telah mengekang kebebasannya di alam  lepas, dan terkadang si Orang Utan tampak marah dan beram karena tak jarang pengunjung mengusiknya, banyak orang yang menguylurkan berupa makanan-makanan ringan padanya, sayangnya makanan yang diberikan dijadikan  umpan, untuk melihat reaksi si Orang Utan, makanan yang diberikan pada si Orang Utan ternyata tidak langsung diberikan, hanya di ulur-ulur kan saja tanpa langsung diberikan pada si Orang Utan, keadaaan ini membuat suasana jadi memanas dan justu, tetapi sisi lain terciptanya suasana yang lucu, kasian juga keadaan  si Orang Utan dipermainkan pengunjung, tapi yang membuat semua pengunjung tertawa lepas termasuklah aku, ada adegan  yang lucu yang dilakukan si Orang Utan, ketika marah besar, tingkahlaku si Orang Utan seperti manusia saja.  Si Orang Utan dengan marahnya bisa menunjukkan ketidak senagannya pada pengunjung  yaitu  dengan cara membelakangi atau memunggungi pengunjung dengan mengoyang-goyangkan pantatnya layak seorang penari dangdut, tentu saja hal ini  yang menunjukkan ketidak senangan si Orang Utan tersebut, tingkahlakunya itu seperti mengejek dan jengkel pada pengunjung yang telah mempermainkannya, aneh dan sngat lucu, tapi itulah kenyataannya, tak ayal lagi  para pengunjung tertawa geli  melihat adegan tingkahlaku si Orang Utan.

Tak jauh dari kurungan si Orang Utan tampak juga binatang Beruang dengan bulu-bulunya yang halus  dan tampak  gagah sekali ditamba dengan khas muncungnya yang unik, menjadikan pengunjung senang sekali memotretnya layaknya seorang artis, benyaknya pengunjung yang memadati kurungannya, membuatnya semakin MPO saja dengan lenggangannnya ia berjalan kesana kemari seolah-olah menghitung ukuran penjara yang di tempatinya itu.

Tak jauh dari kurungan si Beruang,  di sisi sebalah kanan Beruang ada pula kadang Buaya, Buaya  yang kerjaannya tidur dan malas sekali seolah tidak perduli dengan oarang-orang yang melihatnya, lalu aku kembali melangkahkan kaki ku kembali, dan terlihat  percikan air pancur yang indah bak kembang api  berada di tengah-tengah  kolam yang keruh dan bening, ada du kolam yang menghiasi kebun itu , sepintas terlihat kolamyang airnya keruh  itu biasa-biasa saja ternyata di dalam kolam itu di huni pula oleh seokar ikan yang besar aku tidak tau percis apa sebutan dan gelar buat ikan penghuni kolam itu, ikan itu lumayan besar kira-kira ukurannya sepanjang satu meter, dan ikan ini tidak seperti ikan kebiasaan, ikan ini tampak diam dan tidur saja di pojok kolam mungkin karena badannya yang besar membuat ikan ini malas mengibaskan ekor indahnya, sedangkan di kolam yang agak keruh terlihat segerombolan ikan hias yang meneri-nari dan berkejar-kejaran di dalam kolam itu. Di suatu sisi lainnnya pula ada pula kandang Tupay yang kerjaanya melompat-lompat keluar masuk rumah mungilnya,  dan di temani pula kelinci yang selalu melompat-lompat karena terkejut dengan para pengunjung, di kandang lainnya tampak pula  seokar ular sawah besar dan yang tidak ku ketahui ukuran fisiknya berapa meter, dikarenakna ular itu melingkar dan melengkung seperti bulatnya bola,  dan  kerjannya berdiam diri seperti tidur,  semua binatang yang di pelihara dan dilestarikan di sana setidaknya membuat pengunjung merasa senang untuk memandangi keaneka ragaman hewan-hewan disana. Walaupun bergai bau kotoran yang menyengat, kurasa itu bukan alasan untuk tidak mau melihat-lihat keindahan ciptaan tuhan berupa hewan-hewan yang lucu-lucu dengan bentuk-bentuk yang unik pula di sana di kebun binantang “Mini zoo”.

Perjalanan  melintasi  kebun binantang tidak hanya sebatas itu saja, di luar pagar kebun yang berlainan tampak kolam yang luas, memanjang dan lebar, di tepian kolam terdapat kursi-kursi untuk peristirahatan pengunjung, penghilang rasa capek setelah berkeliling di kebun binatang, selama beristirahat aku rasakan  nyaman dan teduh berada di sekitar kolam itu, karena banyak pohon-pohon pelindung bak payung pengusir  panasnya sengatan matahari yang seakan memayungi pengunjung agar pengunjung tersa nyaman, untuk meregangkan otot telapak kaki,  aku melepaskan sendal yang kukanakan, sejuk terasa pada telapak kakiku seolah  bertlantai permadani, permaidani di sana berupa hamparan  rumput hijau yang orang sebut dengan rumput Jepang, semuanya dipadukan dengan sangat indah dan mempesona. Kolam yang cukup besar itu  tidak hanya bermanfaat untuk di pandang oleh mata saja , disediakan pula bagi pengunjung yang kiranya mau mnegitari kolam dengan cara  menaiki sepeda dayung air yang bisa membawa pengunjung untuk berada ditengah-tengah kolam itu, layaknya seperti kapal pesiar yang tengah mengitari lautan.

Di pinggiran kolam banyak pedagang kakilima yang menjajakan dagangnnya, tela-tela ubi, jagung susu, otak-otak, bubur dan banyak lagi aneka ragam makanan dan minuman yang didagangkan untuk keprluan pengunjung, biasanya penjual baru akan bermunculan  pada sore hari. Di pojok lain ada juga  Akau terbuka untuk orang yang mau menyantap makanan untuk pengganjal perut yang kosong, kerena sudah pasti pengunjung yang berjalan-jalan mengitari kebun binatang akan merasakan lapar dan haus, dengan adanya pedagang-pedagang makanan membuat pengunjung tidak akan merasakan kesulitan untuk mengisi perut yang memekik-mekik minta diganjalkan makanan. 

Kebun bintang  ”Mini Zoo” dan kolam dibuat dengan rancangan yang sudah matang, sehingga saat ini Kijang sudah mulai banyak pengunjungnya dan meningkatkan kabupaten Kijang menjadi dikenali banyak orang dan bahkan bisa dikanali juga oleh pengunjung dari luar negeri tentunya, kerana kebun binatang “Mini Zoo” baru satu-satunya kebun binatang yang ada di kota ini, setelah “Mini Zoo” di Nirwana Lagoi.  Perjalanan di kebun binatang memang melelahkan tetapi menyenangkan, dan setidaknya mampu menstabilkan benang-banang otakku yang sedang kusut.

Terimakasih “Mini Zoo”. HF/Hindun.B8/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar